Menjaga Napas Pesisir

Mangrove mungkin tak sepopuler hutan hujan tropis atau gunung berapi di Indonesia, tapi perannya tak kalah penting. Ia adalah penyangga ekosistem pesisir, rumah bagi ribuan biota laut, dan pelindung daratan dari abrasi. Lebih dari itu, mangrove adalah gudang penyimpanan karbon alami, menyimpan karbon hingga lima kali lebih banyak daripada hutan di daratan.
Pemerintah melalui RPJMN 2020–2024 menargetkan pemulihan 50.000 hektare kawasan mangrove. Namun, pencapaian target ini bukan tugas ringan. Dibutuhkan kerja sama lintas sektor, dari pemerintah pusat dan daerah hingga masyarakat di akar rumput. Dan di sinilah komunitas seperti Go Forest Jatim berperan penting. Di lokasi wisata mangrove Wonorejo, kegiatan tanam tak hanya soal menancapkan bibit. Ada sesi edukasi, pengenalan jenis mangrove, dan diskusi tentang pentingnya perawatan pasca tanam. “Banyak orang berpikir konservasi selesai setelah menanam. Padahal merawat adalah pekerjaan yang lebih panjang,” ujar Riana, salah satu penggagas kegiatan.
Go Forest Jatim tak bekerja sendiri. Mereka melibatkan ABHIPRAYA, kelompok tani, HII, dan relawan muda. Kolaborasi ini menjadi kunci dalam menciptakan model konservasi yang bukan hanya lingkungan, tapi juga sosial dan ekonomi. Konservasi mangrove adalah tentang menjaga ruang hidup manusia. Dari udara bersih, laut yang lestari, hingga penghidupan masyarakat yang berkelanjutan. Dan seperti yang ditunjukkan oleh komunitas-komunitas di Jawa Timur, gerakan ini bukan hanya urusan pemerintah atau ahli lingkungan. Ini adalah gerakan semua orang.
Dari Surabaya hingga pesisir-pesisir kecil di Nusantara, ribuan bibit mangrove mulai tumbuh. Mereka adalah simbol ketahanan, harapan, dan kesadaran baru. Bahwa bumi ini perlu dijaga bersama. Dan dari akar-akar kecil yang ditanam hari ini, kita sedang membangun benteng alam dan ekonomi untuk generasi mendatang.
Para volunteer tampak bersemangat menanam bibit mangrove di tepi pantai. Di tengah terik matahari, aktivitas ini mencerminkan semangat kolektif untuk menjaga ekosistem laut tetap hidup. Daun-daun mangrove yang hijau segar menjadi simbol harapan, bahwa kawasan pesisir masih bisa diselamatkan lewat aksi nyata. Di balik setiap langkah di lumpur, ada tekad untuk melindungi sumber kehidupan bagi banyak keluarga yang bergantung pada laut. Suara debur ombak seolah menyatu dengan semangat mereka yang tak ingin melihat pesisir kehilangan napasnya.